Hubungan antara Tingkat Konsumsi dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Balita: Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungjajang, Lumajang

Authors

  • Maybella Damayanti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
  • Sulistiyani Sulistiyani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
  • Lirista Dyah Ayu Oktafiani Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.19184/pk.v13i2.40155

Keywords:

consumption level, infectious disease, nutritional status

Abstract

Wasting is still a major health problem in Indonesia. Data showed that wasting cases in Lumajang Regency reached 4.6% with the highest percentage of cases being in Kedungjajang Health Center. This study aimed to investigate the relationship between the consumption level and history of infectious diseases with the nutritional status of toddlers in the working area of Kedungjajang Health Center. This is a quantitative, analytical, observational study with a cross-sectional design. As many as 72 toddlers were selected as a sample from the 1243 study population. Data were collected by interviews based on a questionnaire, observation, and measurements using food recall 2x24 hours. The data analysis process uses the Chi-Square statistical test. The statistical tests showed that there was a relationship between the level of energy consumption (p=0.000), carbohydrates (p=0.027), proteins (p=0.000), fats (p=0.000), and the history of infectious disease (p=0.000) with the nutritional status of toddlers in the working area of Kedungjajang Health Center, Lumajang Regency.

Downloads

Download data is not yet available.

References

1] Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2012.

[2] WHO. Levels and trends in child malnutrition: UNICEF/WHO/The World Bank Group joint child malnutrition estimates: key findings of the 2017 edition [Internet]. Geneva. World Health Organization; 2017 [diakses pada 3 Maret 2021]. Available from: https://www.who.int/publications/m/item/jme-estimates-2017-edition

[3] Bappenas. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia; 2017.

[4] Santoso S, Rianti AL. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.

[5] Kemenkes RI. Kamus [Internet]. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013 [diakses pada 3 Maret 2021]. Available from: https://www.kemkes.go.id/index.php?txtKeyword=balita&act=search-by-map&pgnumber=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1

[6] Setyawati VA V, Hartini E. Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Deepublish; 2018.

[7] Diniyyah SR, Nindya TS. Asupan energi, protein dan lemak dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 24-59 bulan di Desa Suci, Gresik. J Amerta Nutr. 2017; 1(4): 341–50.

[8] Erika YS, Hajrah WO. Analisis kejadian wasting pada balita usia 6-59 bulan. J Bidan Cerdas. 2020; 2(3): 154–62.

[9] Kemenkes RI. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.

[10] WHO. Levels and trends in child malnutrition: key findings of te 2019 Edition of the Joint Child Malnutrition Estimates. Geneva: World Health Organization; 2020.

[11] Rahma RYD, Sholichah F, Hayati N. Karakteristik ibu dan status gizi balita menurut BB/U di Desa Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2019. J Nutr Coll. 2020; 9(1): 12–9.

[12] Amirah AN, Rifqi MA. Karakteristik, pengetahuan gizi ibu dan status gizi balita (BB/TB) usia 6-59 bulan. J Amerta Nutr. 2019; 3(1): 189–93.

[13] Lupiana M, Ilyas H, Oktiani K. Hubungan status imunisasi, pendidikan ibu, sikap ibu dan pendapatan keluarga dengan status gizi balita di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Holistik J Kesehat. 2018; 2(1): 146–53.

[14] Riani. Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita di Desa Kualu Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar tahun 2018. J Ners Univ Pahlawan. 2018; 2(1): 102–6.

[15] Nengsi S, Risma. Hubungan penyakit infeksi dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. J-Kesmas J Kesehat Masy. 2017; 3(1): 44–57.

[16] Khomsah BN. Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Cangkol Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2020.

[17] Fadlillah AP, Herdiani N. Literature review : Asupan energi dan protein dengan status gizi pada balita. In: Proceeding National Conference for Ummah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. 2020; 1(1): 1–10.

[18] Puspasari N, Andriani M. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan asupan makan balita dengan status gizi balita (BB/U) usia 12-24 bulan. J Amerta Nutr. 2017; 1(4): 369–78.

[19] Soumokil O. Hubungan asupan energi dan protein dengan status gizi anak balita di Kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah. Glob Heal Sci. 2017; 2(4): 341–50.

[20] Pusung BL, Malonda NS., Momongan N. Hubungan antara riwayat imunisasi dan penyakit infeksi dengan status gizi pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. J Kesmas. 2018; 7(4): 1–7.

[21] Ningsih RS, Duhita F, Wulandari D. Hubungan riwayat penyakit infeksi dengan status gizi bayi bawah umur lima tahun (balita). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2017.

[22] Namangboling AD, Murti B, Sulaeman ES. Hubungan riwayat penyakit infeksi dan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak usia 7-12 bulan di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. J Sari Pediatr. 2017; 19(2): 91–6.

[23] Safitri R. Hubungan riwayat penyakit infeksi dan higiene sanitasi lingkungan dengan status gizi balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Pangeran Kabupaten Ogan Ilir tahun 2019. Palembang: Universitas Sriwijaya; 2020.

[24] Adianta IKA, Nuryanto IK. Hubungan asi eksklusif dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Puskesmas Wae Nakeng tahun 2018. J Ris Kesehat Nas. 2019; 3(1): 128–33.

Downloads

Published

2025-07-31